BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa slang adalah
variasi bahasa yang bercirikan kosakata yang baru dan cepat berubah. Penggunaan
bahasa slang di kalangan mahasiswa yang semakin tinggi intensitasnya membuat
kosa kata dalam bahasa slang semakin bertambah dan rumusan pembentukannya pun
menjadi tidak tetap.
Banyak para mahasiswa yang menggunakan bahasa slang dalam
percakapan sehari-hari. Mengingat semakin berkembangnya arus komunikasi, maka
mahasiswa telah mengesahkan pemakaian bahasa slang di setiap situasi dan tidak
memperhatikan keadaan dengan siapa dan dimana mereka menggunakan bahasa
tersebut.
Saat ini bahasa
slang menjadi umum digunakan sebagai
bentuk percakapan sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan sosial. Terkadang
dapat disimpulkan bahasa slang adalah bahasa utama yang digunakan untuk
komunikasi verbal oleh setiap mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari, kecuali
untuk kebutuhan formal. Karenanya akan menjadi terasa 'aneh' untuk
berkomunikasi secara verbal dengan orang lain menggunakan bahasa Indonesia
formal.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah dijelaskan di atas, maka pokok permasalahan yang akan
dibicarakan adalah:
1. Bagaimana
penggunaan bahasa slang pada mahasiswa bahasa indonesia kelas VB?
2. Apa saja hal-hal yang perlu
dilakukan untuk menanggulanginya?
1.3
Tujuan Penelitian
Secara umum,
tujuan penelitian ini adalah untuk memeriksa pemakaian bahasa slang.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1.
Menjelaskan
penggunaan bahasa slang pada mahasiswa bahasa indonesia kelas VB.
2.
Mendiskripsikan
hal-hal yang perlu dilakukan untuk
menanggulanginya.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat dari
penelitian ini adalah untuk mendapat pengetahuan yang lebih
mendalam tentang slang. Slang bersifat
temporer dan berubah-ubah
mengikuti perkembangan jaman.
Penelitian ini dapat membantu orang-orang yang akan
berkomunikasi dengan masyarakat
yang menggunakan gaya bahasa slang khususnya pada
remaja atau mahasiswa dalam
percakapannya dan penelitian ini berguna sebagai
referensi untuk peneliti lain
yang akan menganalisa slang dari sudut pandang yang lain.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Bahasa Slang
Yang dimaksud bahasa slang ialah variasi sosial yang bersifat
khusus dan rahasia. Artinya, variasi ini digunakan oleh kalangan tertentu yang
sangat terbatas, dan tidak boleh diketahui kalangan diluar kelompok itu. Oleh
karena itu, kosakata yang digunakab dalam slang berubah-ubah. Slang lebih
merupakan gramatika, bersifat temporal dan lebih umum digunakan oleh kaula
muda. Slang digunakan sebagai bahasa pergaulan. Kosakata slang dapat berupa
pemendekan kata, penggunaan kata alam diberi arti baru atau kosakata yang serba
baru dan berubah-ubah.Disamping itu slang juga dapat berupa pembalikan tata
bunyi, kosakata yang lazim dipakai di masyarakat menjadi aneh, lucu, bahkan ada
yang berbeda dari makna sebenarnya.
Fathuddin (1999 : 8) mengungkapkan bahwa slang merupakan bahasa
gaul yang hidup dalam masyarakat penutue asli dan digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti dalam obrolan antar teman atau dalam media seperti
televisisi, film dan besar kemungkinan dalam komik/ novel, saat memaparkan
suasana makna bahasa tersebut.
Selanjutnya, Alwasilah (1993 : 47) menyatakan bahwa penggunaan
bahasa slang adalah memperkaya kosakata bahasa dengan mengkomunikasikan
kata-kata lama dengan makna baru. Pemakaian slang dengan kosakata yang sama
sekali baru sangat jarang ditemui. Slang merupakan kosakata, bukan gramar atau
pengucapan.
Bahasa
slang oleh Kridalaksana (1982 : 156) dirumuskan sebagai ragam bahsa yang tidak
resmi dipakai oleh kaum remaja atau kelompok sosial tertentu untuk komunikasi
intern sebagai usaha orang diluar kelompoknya tidak mengerti, berupa kosakata
yang serba baru dan berubah-ubah. Hal ini sejalan dengan Alwasilah (1985 : 57)
bahwa slang adalah variasi ujaran yang bercirikan dengan kosakata yang baru
ditemukan dan cepat berubah, dipakai oleh kaum muda atau kelompok sosial dan
profesional untuk komunikasa di dalamnya.
Dilihat dari definisi
slang menurut Swan , dapat kita simpulkan bahwa bahasa slang adalah jenis
kosakta yang sangat informal, yang biasanya digunakan dalam percakapan oleh
orang yang saling mengenal dengan baik. Jadi, jika kita menggunakan bahasa
slang dengan orang bule yang tidak kita kenal, itu namanya kita sok akrab.
Slang adalah ragam bahasa tidak resmi, dan tidak
baku yang sifatnya musiman, dipakai oleh kelompok sosial tertentu untuk
komunikasi intern, dengan maksud, agar yang bukan anggota kelompok tidak mengerti. (http://id.wikipedia.org/wiki/Slang).
Slang di ciptakan oleh perubahan bentuk pesan linguistik tanpa mengubah isinya
untuk maksud penyembunyian atau kejenakaan. Jadi slang bukanlah ketika kita
berbicara yang seharusnya sebuah bahasa, melainkan hanya transformasi parsial
sebagian dari suatu bahasa menurut pola-pola tertentu. Contohnya, kata bahasa
Indonesia mobil dapat diubah wujudnya menjadi bo’il, bolim, demobs atau kosmob.
Atau berlebihan yang berubah wujudnya menjadi “lebay”.
Slang berarti ucapan
populer yang kita dengar sehari-hari di daerah tertentu (Mansoer Pateda, 1987:
55). Sebagai ucapan populer, maka Slang merupakan bahasa pergaulan di dalam
kelompok tertentu yang terbatas, biasanya kaum remaja atau anak-anak muda.
Slang digunakan dengan tujuan agar kelompok lain tidak dapat mengetahui apa
yang sedang dibicarakan oleh kelompok yang bersangkutan. Oleh karena itu Slang
bersifat khusus dan rahasia, pada kelompok terbatas. Bahasa prokem termasuk di
dalam Slang (Maryono Dwiraharjo, 2001: 28). Dilihat dari bentuknya, Slang dapat
digolongkan sebagai ragam bahasa tak resmi, berupa kosakata yang serba baru dan
berubah-ubah (Harimurti Kridalaksana, 2001: 200).
Slang yang berubah-ubah
atau bersifat temporal (Abdul Chaer, 1995: 87-88) itu menyebabkan Slang
biasanya tidak bertahan lama. Hal ini sesuai dengan sifatnya sebagai bahasa
rahasia, yang hanya diketahui oleh kelompok sendiri. Begitu orang lain atau
kelompok lain mengetahui kosakata yang digunakan, maka sifat kerahasiaan itu
sudah memudar. Seiring memudarnya kerahasiaan, maka orang menghadapi dua
pilihan, yakni (1) kembali kepada bahasa pergaulan biasa, atau (2) menciptakan
kosakata dengan rahasia yang baru.
Slang berada di bawah
pengaruh linguistik produktif dari sikap-sikap macam tertentu. Slang selalu
digunakan sesuka penuturnya. Slank ini merupakan permainan sosial, dan terutama
merupakan bahasa lisan (Basuki Suhardi, 1995: 164-168). Sebagai permainan
sosial Slang merupakan hasil kreativitas kelompok-kelompok anak muda dalam
masyarakat tertentu. Sebagai bahasa lisan, Slang tidak banyak diingat, meski
oleh pemakainya sendiri, setelah bahasa itu tidak digunakan lagi.
Slang juga tidak meninggalkan dokumen tertulis karena ia “hanya” bahasa pergaulan untuk menunjukkan keakraban dan kesamaan “identitas” dalam kelompok, bukan untuk mengatakan maksud yang resmi.
Slang juga tidak meninggalkan dokumen tertulis karena ia “hanya” bahasa pergaulan untuk menunjukkan keakraban dan kesamaan “identitas” dalam kelompok, bukan untuk mengatakan maksud yang resmi.
Dibawah
ini contoh-contoh bahasa slang ( Bahasa Indonesia)
Jangan
lebay
- jangan berlebihan
Di
bikin cincay saja - Di bikin mudah saja.
Jutek
banget sih - Sombong
sekali.
Jayus
deh
- Tidak lucu deh
Jangan
plongo
- jangan bingung/melamun
Jijay
banget
- menjijikan sekali
mau
kemenong -
mau kemana
Bedasarkan contoh-contoh diatas, Slang di ciptakan oleh
perubahan bentuk pesan linguistik tanpa mengubah isinya untuk maksud
penyembunyian atau kejenakaan, jadi slang bukanlah jika kita berbicara yang
seharusnya sebuah bahasa, melainkan hanya transformasi sebagian dari suatu
bahasa menurut pola-pola tertentu. Bahasa berkembang maju perlahan-lahan,
sebagai mana umat amnesia berkembanag. Jadi, bahasa gaul atau slang merubah dan
mengembangkan Linguistik secara signifikan.
2.2 Jenis- jenis Bahasa Slang
Menurut
Sumarsana dan Partana (laman pusat bahasa dan sastra, 2004) berdasarkan
bentuknya bahasa slang dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis/bagian.
Bentuk-bentuk bahasa slang ini terdapat hampir diseluruh bahasa slang yang ada
didunia. Jenis-jenis bahasa slang ini antara lain adalah :
1.
Jargon
Jargon
merupakan ungkapan atau ekspresi yang dapat juga berupa kalimat pendek yang
biasanya dipopulerkan oleh orang yang terkenal. melalui media seperti televisi,
bioskop radio, koran dan majalah, dapat berupa reklame/iklan, potongan dari
sebuah lirik lagu, suatu dialog dalam sebuah film atau gaya bicara dari seorang
pesohor (selebritis). Ungkapan ini kemudian menjdi populer, menyebar dan
digunakan oleh penutur bahasa slang yang umumnya merupakan kaula muda. Contoh
jargon antara lain seperti ungkapan “So what gitu lho” yang merupakan judul dan
potongan sebuah lagu hip-hop yang dipopulerkan Saykoji. Ungkapan ini digunakan
penutur bahasa slang sebagai ekspresi untuk mendukung pendapat dari isi kalimat
atau topik yang diungkapkan sebelum kata ini.
2. Prokem
Prokem atau bahasa okem
merupakan variasi bahasa slang yang dalam pembentukan katanya biasa menambah
suatu kata dasar dengan sebuah awalan atau akhiran, membalikan susunan kata
atau dengan memberi suatu sisipan. Sehingga bentuk kata asli yang lazim di
masyarakat berubah bunyinya menjadi aneh, lucu bahkan menjadi tidak dapat
dipahami. (Sumarsana dan Partana dalam Lubis Grafura Blog).
3. Cant
Cant adalah bahasa yang
menjadi ciri khas dari suatu golongan, misalnya bahasa golongan penegak hukum
(polisi) yang menggunakan kode-kode rahasia dalam berkomunikasi dilapangan.
Bahasa kaum banci, bahasa pemakai narkoba dan pelaku kriminalitas. Contohnya
bahasa yang digunakan pemakai narkoba, yang mengubah vokal i suku kata terakhir
dari setiap kata dasar dengan bunyi aw. Misalnya kata putih yang merupakan kata
ganti dari kata heroin, berubah menjadi putaw, kata pakai menjadi pakaw, sakit
menjadi sakaw dan seterusnya.
4. Argot
Argot merupakan
dialek dari suatu golongan, biasanya berhubungan dengan lingkungan pekerjaan.
Misalnya dialek dalam lingkungan politk, bidang hukum, bidang ekonomi, bidang
sastra dan bidang-bidang lainnya.
5. Colloqial
Colloqial adalah bahasa
non formal atau tidak resmi. Colloqial juga disebut sebagai bahasa sehari-hari.
Ciri khas dari bahasa ini antara lain adalah dikuranginya pemakaian fitur-fitur
linguistik yang terdapat dalam kalimat. Dapat dilihat pada contoh kalimat
berikut : “Kalau begitu, kenapa tidak pergi saja”. Dalam bahasa sehari-hari
berubah menjadi “Klo gitu napa nggak pigi aja”. Pengurangan pemakaian fitur
linguistik ini dimaksudkan agar komunikasi bahasa dapat lebih ringkas dan
praktis, bersifat akrab dan menciptakan suasana yang tidak kaku (formal/resmi).
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1
METODE PENELITIAN
Metode yang
digunakan dalam penelitian ini berorientasi pada metode kualitatif yang
bersifat deskriptif yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan cara
mengumpulkan data, mengklasifikasikan, menganalisis, dan menginterpretasikannya.
Dalam hal ini peneliti tidak hanya terbatas pada pengumpulan data, namun
meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data tersebut.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1
Penggunaan Bahasa Slang pada Mahasiswa Bahasa Indonesia Kelas VB
Dalam setiap percakapan, selalu ada hal unik yang dapat dilihat
dari sosok-sosok bergelar mahasiswa ini. Setiap kobaran semangat, pembahasan
materi kuliah, hingga kekesalan kepada dosen pangampu pun menjadi topik
pembicaraan khas di kalangan agen perubahan ini. Namun, bahasa seperti apakah
yang digunakan oleh mahasiswa?
Dalam kesehariaannya sebagai seorang mahasiswa, seringkali
bahasa slang yang menjadi bahasa utama. Kata “lo-gue”, “bro”, dan berbagai
bahasa yang diplesetkan lainnya menjadi sesuatu yang tidak aneh. Bahasa seperti
ini memang mampu menimbulkan perasaan akrab terhadap lawan bicara. Seolah tidak
ada tingkatan status antara komunikator dan komunikannya.
Bahasa slang menjadi suatu masalah ketika mahasiswa tidak mampu
menempatkan penggunaannya. Seringkali bahasa ini mereka gunakan kepada para
dosen ataupun staf kampus lain. Muncul anggapan, sedekat apapun hubungan antara dosen dan
mahasiswanya, bahasa dalam percakapan tetaplah menjadi sesuatu yang harus
diperhatikan. Mungkin, para mahasiswa ini ingin dianggap “gaul” namun belum
mampu menempatkan penggunaannya.
Hal tersebut dilakukan mahasiswa kepada staf fakultas. Bahasa
yang digunakan dalam proses administrasi ataupun lobi merupakan bahasa slang.
Misalnya, ketika seorang mahasiswa ingin meminta stempel fakultas. Ada beberapa
kalimat yang biasa digunakan mahasiswa:
“Pak, stempel fakultas
dong!”
“Pak, mau stempel
fakultas.”
“Pak, boleh pinjam
stempel fakultasnya? Surat ini (sambil menunjukkan surat) perlu di stempel.”
Ketiga kalimat diatas sebenarnya mengacu pada hal yang sama.
Mahasiswa meminta stempel fakultas bagi surat yang dibuat fakultas untuk
mempermudah urusannya. Namun ketiga kalimat tersebut memiliki tingkatan
kesopanan yang berbeda.
Sebagai sosok yang mengenyam pendidikan
tinggi, mahasiswa seharusnya mampu menempatkan bahasa seperti apakah yang harus
digunakan dalam percakapan. Sah-sah saja jika bahasa slang digunakan dalam
percakapan sesama mahasiswa. Namun, hal tersebut menjadi sesuatu yang berbeda
jika dilakukan kepada dosen atau staf kampus lain.
4.2 Hal-hal yang Perlu Dilakukan
Sehubungan
dengan semakin maraknya penggunaan bahasa slang yang digunakan oleh mahasiswa,
perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi
bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan. Berkaitan dengan pemakaian bahasa slang dalam
dunia nyata dan fiksi yang menyebabkan interferesi ke dalam bahasa Indonesia
dan pergeseran bahasa Indonesia tersebut di atas, ada hal-hal yang perlu
dilakukan.
Pertama,
menyadarkan para generasi penerus bangsa ini terutama para mahasiswa bahwa
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus kita utamakan penggunaannya.
Dengan demikian, mereka lebih mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia secara
baik dan benar daripada bahasa slang.
Kedua, menanamkan semangat
persatuan dan kesatuan dalam diri generasi bangsa khususnya para mahasiswa untuk
memperkukuh bangsa Indonesia dengan penggunaan bahasa Indonesia.
Ketiga, meningkatkan pengajaran bahasa
Indonesia di sekolah dan di perguruan tinggi. Para siswa dan mahasiswa dapat
diberikan tugas praktik berbahasa Indonesia dalam bentuk dialog dan monolog
pada kegiatan bermain drama, dalam bentuk diskusi kelompok, penulisan artikel
dan makalah, dan juga dalam bentuk penulisan sastra seperti cerita pendek dan
puisi. Dengan praktik-praktik berbahasa Indonesia tersebut, dapat mengembangkan
kreativitas berbahasa Indonesia mereka dan juga dapat membiasakan mereka
berbahasa Indonesia secar baik dan benar.
BAB V
PENUTUP
5.1
Simpulan
Para mahasiswa saat ini banyak yang
menggunakan bahasa slang pada percakapan atau kehidupan sehari-hari. Mereka
merasa lebih nyaman memakai bahasa slang dari pada bahasa Indonesia untuk
berkomunikasi dengan lawan bicaranya. Seharusnya, sebagai seorang mahasiswa yang
berpendidikan tinggi, mereka mampu menempatkan kapan dan dimana bahasa slang tersebut harus digunakan.
5.2
Saran
Penelitian yang kami buat belum sempurna sesuai yang diharapkan. Masih
terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan.
Kami juga menyadari bahwa karya tulis
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itulah penulis akan menerima
dengan senang hati dan penuh rasa hormat akan adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun. Semoga penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca dan bagi para mereka yang membutuhkannya.
mbak, bisa minta tolong ditampilkan referensi penelitiannya gak mbak?
BalasHapusmas maksudnya, maaf
BalasHapuskak daftar pustakanya boleh ditampilkan tidak ?
BalasHapuskalo boleh tau Fathuddin itu siapa ya, mas? kalo boleh sumber2nya bisa di lampirkan gak?
BalasHapus